Sabtu, 22 Januari 2011

ispa

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

 
i
 
67 Votes
Quantcast


ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dimana pengertiannya sebagai berikut :bersin
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru – paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract). Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu :
* ISPA non- Pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk pilek
*Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti kesukaran bernapas, peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat).
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.
Tulisan Terkait:
Epidemiologi ISPA di Indonesia (next update)

Sumber:
Depkes RI, Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA, 2001
Mukono, Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Pernafasan, 1997
Be the first to like this post.

21 Tanggapan

  1. saat ini saya sedang terkena ISPA,NaMun Dokter tidak menjelaskan penyebab penyakit tersebut
    mungkinkah salah satu penyebabnya adalah AC yg Kotor(jarang dibersihkan)???
    seberapa besar resiko penularannya mengingat ibu saya yg merawat saya selama sakit mengidap penyakit asma…
    Terimakasih…
    • hati2 kpd ibu nya karena asma dpt dipicu jga dgn keadaan udara yg kotor , lebih bagus klu AC nya juga dibersihkan / di service…
  2. bagaimana menjaga lingkunagn disekitar rumah biar udara yang sirkulasi bersih dari virus.
    trimakasih.
    • Selain sanitasi lingkungan perumahan baik indoor maupun Outdoor, juga personal hygiene cukup penting untuk menghindari ISPA. bila musim kemarau kadar debu meningkat kita bisa menyiramnya dengan air yang bersih. Tanam tanaman yang dapat mengabsorsi debu. tq
  3. terima kasih infonya kebetulan saya punya 2 balita
  4. [...] Artikel mengenai Infeksi Saluran Penapasan Akut dapat di lihat di link ini [...]
  5. [...] Kata kunci : infeksi saluran nafas                                                                                                                                                                         Hasil : ditemukan artikel                                                                                                                                                                                             Artikelnya ada disini [...]
  6. [...] artikel tentang “infeksi saluran pernafasan” saya temukan disini [...]
  7. [...] referensi pertama mengenai infeksi saluran pernafasan ada di sini [...]
  8. [...] Infeksi saluran nafas dapat ditemukan disini [...]
  9. [...] artikel infeksi saluran nafas saya dapatkan di sini [...]
  10. [...] Artikel yang saya pilih berasal dari Info Penyakit. Silahkan lihat disini [...]
  11. apa penyebab ispa pada orang dewasa….?
    terima kasih
  12. Apakah ISPA bisa menyerang pada orang dewasa??
  13. kok saya susah banget cari buku ispa di toko-toko buku terkenal…
    kan ispa penyakit membahayakan tapi pengenalannya kok sedikit???
  14. tentang saya, badan kurus dng BB 54, TB 165 cm mengalami permasalahan dengan hidung yang menurut saya berbau tetapi paru-paru normal hasil cek lab. Apa yang menyebabkannya?

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *
*
You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <pre> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>


Senin, 17 Januari 2011

judul 2

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Penyakit TB Paru Dengan Perilaku Keluarga dan Penderita TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas XX.
Posted on 27 April 2009 by grahacendikia

Tuberkulosis Paru (TBC) adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja dan dimana saja. Setiap tahunnya, WHO memperkirakan terjadi 583.000 kasus TB baru di Indonesia dan kematian karena TB sekitar 140.000. Mengingat penyakit TB Paru dapat berakibat fatal, sudah seharusnya masyarakat mengetahui dan memahami berbagai masalah dan dampak dari penyakit ini, sehingga mereka dapat melindungi diri, keluarga dan lingkungannya dari penyebaran penyakit ini. Hasil studi pendahuluan terhadap 10 anggota keluarga penderita TB Paru di Desa Pagak, 70% tidak mengerti tentang gejala penyakit, 90% tidak tahu bahwa kuman TB Paru dapat mati jika terkena sinar matahari, 80% tidak mengetahui bahwa penyakit TB Paru memerlukan pengobatan yang lama. Selanjutnya dari perilaku hidup sehat, 70% responden tidak biasa menutup mulut saat batuk, 70% tidak biasa membuka ventilasi kamar. Melihat uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang penyakit TB Paru dengan perilaku keluarga penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas XX.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi keluarga penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas XX. Jumlah sampel adalah 68 orang diambil secara purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan pada bulan Juni 2008. Data dianalisa secara statistik rumus Product Moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 77,9% responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit TB Paru , 82,3% responden mempunyai perilaku yang cukup dalam upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru , dan uji statisik Pearson Product Moment menunjukkan nilai r = 0,402 dengan tingkat signifikansi (P) = 0,001, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang penyakit TB Paru dengan perilaku keluarga penderita TB Paru . Pengetahuan responden dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pekerjaan, sedangkan perilaku responden dapat dipengaruhi selain karena faktor pendidikan, juga karena adanya motivasi untuk sembuh. Kuatnya hubungan antara pengetahuan dan perilaku ini terjadi karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan menimbulkan kesadaran dan sikap positif, sehingga terbentuk perilaku yang mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit TB Paru .

Kode File : L029
File skripsi ini meliputi :
a. Halaman depan
b. Bab I – V (pendahuluan – penutup) lengkap
c. Daftar Pustaka
d. Lampiran2

Harga : Rp. 50.000,-

judul skripsi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN KETERATURAN MINUM OAT PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PRACIMANTORO I TAHUN 2008
3 Mei 2009

AGUS SUKRISNO

ABSTRAK


Latar Belakang : Tuberkulosis paru (TB paru) adalah jenis penyakit kronis yang masih menjadi masalah kesehatan dunia. Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Pengetahuan penderita tentang penyakit TBC sangat penting karena akan berpengaruh terhadap keteraturan minum OAT.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis dengan keteraturan minum OAT pada penderita tuberkulosis di Puskesmas Pracimantoro I

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling, dimana responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner pengetahuan penderita tentang TBC yang berjumlah 14 butir pertanyaan dan kuesioner keteraturan minum OAT dengan 10 butir pertanyaan. Kemudian analisis yang digunakan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan komputasi SPSS 11.0 for windows.

Hasil Penelitian : Hasil pengukuran pengetahuan penderita tentang penyakit TBC tinggi sebanyak 18 responden (60%) dan penderita yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 5 responden (16,67%). Keteraturan minum obat juga terlihat baik yaitu sebanyak 25 orang (83,33%) teratur minum obat dan tidak teratur sebanyak 5 responden (16,67%). Ada hubungan yang sangat kuat dan bermakna antara pengetahuan penderita tentang penyakit TBC dan keteraturan minum obat, diketahui hasil p value 0,000 < 0,05 dan nilai korelasi ( r ) = 0,842.